Patung Kakek (dolharubang) adalah patung falik besar yang hampir mirip dengan patung moai di Pulau Paskah. Terdapat 45 patung serupa di Pulau Jeju. Batu-batu itu tetap menjadi simbol dari budaya kuno yang berhubungan dengan dewa dan legenda.
Jeju sangat bangga dengan angin, batu dan perempuan-perempuan mereka. Bebatuan di sini unik karena terbentuk dari muntahan lahar. Sekitar 90% dari permukaan batunya adalah jenis basalt.
Tembok batu ini melindungi lapangan terbuka dari badai. Sekitar tahun 1750, untuk menakut-nakuti para penyerang, tukang batu mulai memahat “patung kakek” (dolharubang) yang menyeramkan. Patung ini berbentuk phallus yang mirip dengan patung-patung di Easter Island.
Ada 45 patung yang masih berdiri — tapi jangan tertiru dengan yang replika. Batu-batu ini adalah simbol budaya kuno yang unik tentang dewa-dewa dan legenda rakyat.
Tengok patung-patungnya di sekeliling pulau dan cari tahu lebih lanjut di Jeju Stone Park.
Ciri khas Jeju terletak pada dua hal, yaitu rerumputan dengan bunga rapeseed dan dol hareubang – patung berbentuk jamur raksasa yang tersebar di seluruh pulau. Di tahun 1750-an, bebatuan vulkanik yang tersebar di pulau ini digunakan untuk menakuti-nakuti penyusup. Tukang batu mengukirnya sedemikian rupa sehingga mirip kakek tua dengan bentuk mata menonjol tanpa pupil, hidung yang panjang dan lebar, serta senyum tipis. Topi pada puncak patung inilah yang membuatnya terlihat seperti jamur raksasa. Patung ini, meski yang asli hanyatersisa kurang dari 50 buah, hingga kini masih dianggap sebagai dewa yang memberikan perlindungan dari roh jahat dan turis dapat menikmatinya di Jeju Stone Park.
#Pulau Jeju, #Patung kakek, #bahasa Indonesia,
No comments:
Post a Comment